The Power of Native Ads: 5 Hal yang Perlu Anda Ketahui
Native advertising sudah tidak dipungkiri lagi kelebihannya. Para marketer mengetahui fungsinya sebagai pendorong brand awareness dan konversi penjualan. Penggunaan dari Native Ads pun berkembang dengan pesat sebagai salah satu cara dalam mengemas konten marketing.
Konsep dari Native advertising pertama kali terdengar di tahun 2011. Native Advertising adalah iklan kreatif yang sesuai dengan editorial plan untuk memenuhi cara baru bagi audiens untuk menggali informasi lebih lanjut tentang produk atau brand favorite mereka. Promosi yang terjadi pun tersamarkan atau soft selling.
Macam-Macam Jenis Native Ads
Native advertising dijalankan melalui berbagai macam platform, termasuk:
- In-feed ads. Pengguna sosial media mungkin pernah melihat salah satu Native Ads di Home Page media sosial yang dikemas secara natural. Native Ads yang populer digunakan di media sosial umumnya berbentuk carousel atau video.
- Recommendation Widgets. Saat Anda membaca sebuah artikel di Internet, pasti pernah menemukan sisipan konten “Recommended For You” atau “Things You May Also Like”.
- Promoted listings. Digunakan untuk promosi produk dengan produk-produk lain yang ada di list tersebut.
- Paid Search Ads. Konten yang muncul di halaman pertama Search Engine seperti Google, Bing dll. Namun terdapat keterangan “Ad” diujung kalimat. Paid Search Ads, menggunakan kata kunci yang memiliki volume pencarian tertinggi dan relevan.
Bagaimana Native Ads Efektif?
Mengurangi Kejenuhan Audiens Terhadap Iklan
Banyaknya brand memanfaatkan Digital sebagai alat memasarkan produk membuat pengguna internet kewalahan menerima terlalu banyak iklan.
Konsep ini pun tidak jauh berbeda saat menonton acara televisi kesukaan Anda beberapa tahun lalu dan tiba-tiba saja terpotong iklan.
Dengan Native Ads yang didesain secara lebih kreatif dan relevan terhadap konten, audiens dapat menikmati cerita tanpa terganggu dengan maksud dari konten tersebut untuk beriklan.
Audiens Lebih Menyukai Konten yang Informatif
Kemudahan mengakses segala informasi melalui internet membuat konsumen lebih memilih untuk mempelajari produk Anda melalui konten yang brand sajikan.
Jenis Native Advertising ini dapat Anda gunakan untuk sebagai edukasi dari produk Anda agar dapat dinikmati oleh konsumen atau audiens. Hal tersebut membuat konten atau website Anda lebih dipercaya.
Mempengaruhi Niat Pembelian Lebih Tinggi
Menurut riset yang dilakukan Sharethrough, Native ads terdaftar sebagai penunjang dalam niat pembelian konsumen hingga 18% dibandingkan dengan banner ads, dan sudah terbukti meningkatkan in-store traffic hingga 21%.
Bagaimana Cara Mengukur Kesuksesan Native Ads?
Sama seperti Digital marketing yang dilakukan lainnya, mengukur kesuksesan dari Native Adsvertising dapat dilakukan dengan mengukur Impressions, Click-Through Rate, Clicks dan lain-lain.
Kenapa Brand Harus Menggunakan Native Ads?
Sebelum melakukan penjualan atau sales, sebagai brand pasti harus melewati funnel teratas yaitu attract sebelum akhirnya menjadi konsumen di funnel terbawah. Sama seperti saat Anda melamar pekerjaan, Anda melewati proses dalam melamar pekerjaan, interview hingga menjadi seorang karyawan.
Funnel pertama dalam menarik perhatian konsumen adalah saat audiens kenal terlebih dulu oleh konten yang Anda sajikan.
Beberapa Contoh Native Ads
- Emina Cosmetic
Salah satu contoh dari Emina memberikan tips-tips kecantikkan dalam satu video dan promosi produk di waktu yang bersamaan.
- Garnier Indonesia
Contoh lain dari Native Advertising Garnier Indonesia ini juga memberikan informasi tentang perawatan kulit dengan topik pentingnya double cleansing dan menggunakan produk mereka sebagai komponen dari topik sekaligus mempromosikannya.
Tertarik untuk membuat Native Ads untuk brand Anda? Hubungin Client Support kami disini.
Thumbnail by Unsplash